Segalanya Tentang Kimono
>> Kamis, 03 Desember 2009
Mendengar kata kimono, pasti pikiran kalian akan langsung melayang kepada citra busana tradisional khas negeri Sakura. Kata kimono dalam bahasa Jepang berarti pakaian. Pakaian khas Jepang ini sudah ada sejak sekitar tahun 700 M. Kimono yang sekarang ini sering kita lihat, sebenarnya sudah bukan murni demikian dari asal mulanya, melainkan sudah merupakan bentuk modifikasi. Soalnya, sejarah kimono yang panjang telah membuat busana tradisional Jepang ini mengalami banyak perubahan.
Di era sekarang ini, kimono hanya digunakan orang Jepang pada even-even seperti tahun baru, festival, hari-hari besar seperti Kodomo no Hi, Hina Matsuri, upacara perkawinan ataupun upacara kematian. Kimono juga mengenal gender pemakainya. Biasanya, kimono untuk pria berwarna gelap sementara untuk wanita berwarna cerah.
Sejarah Kimono
Periode Jyomon (sebelum tahun 300M)
Orang Jepang masih menggunakan kulit binatang hasil buruan sebagai pakaian. Mereka melilitkan kulit tersebut dan mengikatnya dengan cara sederhana.
Periode Yamato (tahun 300-550)
Pakaian orang Jepang terdiri dari dua potong, yaitu atasan dan bawahan. Lengan baju atasan umumnya ketat. Pada zaman ini mulai dikenal juga teknik memintal benang sutra dari ulat sutra yang dikembangkan oleh bangsa Cina tetapi belum ada teknik mewarnai.
Periode Asuka (tahun 550-710)
Orang Jepang sudah mulai mengenal teknik mewarnai kain sutra. Pada masa ini dikenal 3 kategori pakaian, yaitu pakaian resmi, pengadilan, dan seragam.
Periode Nara (tahun 710-792)
Orang Jepang mulai memakai pakaian yang berlapis-lapis.
Periode Heian (tahun 792-1192)
Orang Jepang mulai bereksperimen dengan warna-warna pakaian. Perwarnaan kimono disesuaikan dengan perubahan warna-warna musim di Jepang. Pada musim dingin, orang Jepang menggunakan pakaian hingga berlapis 12 dan dikenal adanya istilah Junihito (12 lapis).
Periode Kamakura (tahun 1193-1338) & Periode Muromachi (tahun 1338-1573)
Pria maupun wanita Jepang sudah menggunakan kimono dengan warna terang. Para tentara memakai kimono khusus untuk berperang dengan warna-warna tertentu.
Periode Edo (tahun 1601-1867)
Kimono telah berkembang sangat bagus dan dalam satu kain bisa terdapat aneka warna maupun corak. Pemakaian kimono hanya satu lapis saja. Obi mulai diikat dibelakang badan.
Periode Meiji (tahun 1868-1912)
Orang Jepang mulai mengadopsi gaya berpakaian dan lifestyle ala Barat.
Klasifikasi Kimono
Untuk membuat sebuah kimono, dibutuhkan bahan sepanjang 12-13 meter dengan lebar 36-40 cm. Kemudian bahan tersebut dipotong menjadi 8 dan kemudian dijahit jadi satu. Prinsip dalam pembuatannya, tidak boleh ada bahan yang dibuang. Biasanya digunakan bahan sutra, kecuali untuk kimono jenis yukata, dipakai bahan katun. Percayakah kamu bahwa kimono bermutu baik dapat bertahan hingga 300 tahun loh!
Berdasarkan Strata Pemakai
- Furisode : Kimono bercorak meriah dan berlengan panjang. Obi memiliki banyak hiasan.
- Tomosade : Kimono berwarna lebih gelap dan berlengan tidak terlalu panjang. Dipakai oleh wanita yang telah menikah dan biasanya terdapat hiasan lambang marga keluarga.
- Homongi : Kimono resmi yang berkesan mewah untuk wanita kalangan atas. Dikenakan saat wanita melakukan kunjungan.
- Mofuku : Kimono untuk menghadiri acara pemakaman. Berwarna hitam dan polos atau dengan hiasan lambang keluarga. Perlengkapannya yaitu Obi dan sandal Geta berwarna hitam.
- Shiromuku : Kimono pengantin wanita yang selalu berwarna putih dengan semacam tudung kepala serta ditutupi jubah panjang (Uchikake). Digunakan untuk acara pernikahan yang hanya dipakai sekali seumur hidup.
Warna kimono pria lebih konservatif. Pada acara perayaan yang sifatnya formil, pria Jepang biasanya memakai kimono sutra warna hitam dengan lambang keluarga yang disebut Kuro-muntsuki. Tambahannya adalah mantel Haori dan celana berpipa kaki lebar serta berlipit (Hakama). Hakama ada dua macam yaitu yang dengan belahan ditengahnya seperti celana panjang biasa dan yang tanpa belahan seperti rok. Perlengkapan kimono pria lainnya adalah 2 jenis obi (Kaku dan Heko) yang sederhana dan lebih sempit lebarnya, kaos kaki dan sandal Zori.
Berdasarkan kelengkapan
Kimono tanpa lapisan disebut Hitoe. Hitoe dipakai pada bulan Juni-September (musim panas). Yukata termasuk salah satu jenis dari komono Hitoe. Sedangkan saat musim gugur dan musim dingin (Oktober-Mei), kimono yang dipakai diberi lapisan yang disebut Nagajuban. Saat musim dingin, kimono berlapis wool banyak dijadikan pilihan utama dan ditambah lagi dengan mantel tanzen.
0 Comment:
Posting Komentar